
Hamka: Falsafah Tinggi, Perbahasan Awam
PERTAMA kali membaca karya Hamka, hati terus terpaut pada kelembutan bahasanya, juga kekuatan mesejnya. “Ah, siapa gerangan penulis karya indah ini?” hati berbisik ingin tahu.
PERTAMA kali membaca karya Hamka, hati terus terpaut pada kelembutan bahasanya, juga kekuatan mesejnya. “Ah, siapa gerangan penulis karya indah ini?” hati berbisik ingin tahu.
KETIKA menafsirkan surah al-Nisa’ ayat 11 tentang pembahagian warisan antara laki-laki dan perempuan, Hamka menolak pendapat sebahagian mufassir yang mengatakan perempuan lebih lemah akalnya dibanding